Cara Merawat Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah

Cara Merawat Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah

Bagikan :


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak dijumpai di negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang menyebar melalui perantara nyamuk Aedes aegypti. Gejala umum yang muncul pada pasien DBD antara lain demam, mual, muntah, nyeri di otot dan persendian serta muncul beberapa ruam dan bintik merah di beberapa bagian tubuh.

Hingga kini belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan demam berdarah. Sebagian besar pengidap DBD harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar dapat dilakukan perawatan khusus. Namun pada kasus DBD ringan, dokter dapat mengizinkan pasien untuk melakukan pengobatan di rumah asalkan terdapat perawatan yang memadai.

 

Cara merawat pasien demam berdarah dengue (DBD) di rumah

Pada DBD dikenal siklus pelana kuda yang dapat digunakan untuk memonitor perkembangan virus dalam tubuh. Siklus pelana kuda tersebut terdiri dari tiga fase, yaitu:

  • Fase demam: ditandai dengan demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari
  • Fase kritis: demam sudah mulai turun, namun pada fase ini berisiko tinggi mengalami kebocoran plasma darah, kerusakan organ tubuh dan perdarahan hebat
  • Fase penyembuhan: pasien sudah mulai sembuh namun dapat kembali mengalami demam

Kunci utama perawatan pasien DBD berada pada fase demam dan fase kritis. Dengan penanganan demam dan pemantauan tanda bahaya DBD yang baik, maka risiko komplikasi dapat dihindarkan. Dilansir dari CDC, berikut ini penanganan demam berdarah dengue (DBD) yang bisa Anda lakukan di rumah:

Fase demam

1. Perbanyak istirahat

Pastikan pasien mengurangi aktivitas dan bisa beristirahat di tempat tidur sebanyak mungkin.

2. Pengendalian demam

Pada fase ini, demam pasien dapat mencapai suhu 40 derajat Celcius. Untuk meredakannnya, Anda bisa memberikan paracetamol atau acetaminophen setiap 6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Hindari memberikan obat ibuprofen pada pasien DBD karena dapat memicu iritasi lambung dan perdarahan. Apabila diperlukan, berikan kompres air hangat untuk membantu menurunkan demam pasien.

3. Cegah dehidrasi

Salah satu kondisi DBD yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi. Hal ini bisa terjadi akibat demam tinggi, tidak nafsu makan, mual, muntah dan kebocoran plasma. Pastikan pasien mendapat asupan cairan yang cukup dan tidak mengalami dehidrasi. Asupan cairan dapat berupa makanan berkuah hangat dan minuman seperti cairan isotonik, air kelapa muda, susu dan jus buah.

Beberapa gejala dehidrasi yang harus diwaspadai antara lain:

  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil
  • Mulut dan bibir kering
  • Ujung jari tangan dan kaki terasa lembap
  • Mata cekung

Apabila pasien menunjukkan gejala dehidrasi seperti di atas, maka sebaiknya segera penuhi kebutuhan cairannya. Jika tanda dehidrasi tidak berkurang, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan.

Fase kritis

Pada DBD, fase kritis justru terjadi ketika pasien tidak lagi mengalami demam. Umumnya fase ini terjadi pada 3-7 hari setelah gejala awal muncul. Segera bawa pasien ke rumah sakit apabila menunjukkan gejala serius seperti berikut ini:

  • Nyeri di perut dan muntah terus-menerus
  • Muncul bercak kemerahan di kulit
  • Muncul perdarahan dari hidung atau gusi
  • Muntah darah atau muncul darah di kotoran saat buang air besar
  • Kulit pucat, dingin dan lembap
  • Sesak napas

 

Demam berdarah bukanlah suatu penyakit yang bisa dianggap remeh. Bagi Anda yang merawat pasien DBD di rumah, maka Anda perlu memantau kondisi pasien dengan seksama terutama ketika pasien berada pada fase kritis. Apabila muncul gejala berat pada pasien DBD seperti yang diuraikan di atas, maka sebaiknya cepat bawa pasien ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:53